PEMANFAATAN ARTIFICIAL INTELIGENCE UNTUK PENCARIAN KANDIDAT OBAT BARU

Oleh: Ashfar Kurnia

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk mencari kandidat obat baru dengan sistem pencarian berdasarkan Artificial Inteligence dari Basis Data Biologis dan Farmakologi.

Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara dengan kekayaan sumber daya alam yang sangat besar dan memiliki variasi yang sangat tinggi di dunia baik sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam non-hayati. Kekayaan alam Indonesia memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan menjadi sesuatu yang memiliki nilai manfaat tinggi salah satunya dalam bidang kesehatan seperti sumber makanan dan obat-obatan. Sumber kekayaan alat tersebut dapat berupa aneka macam tumbuh-tumbuhan, hewan dan mineral. Sebagian kecil sudah termanfaatkan dengan baik namun sebagian besar masih belum dapat dimanfaatkan dikarenakan keterbatasan tekonologi dan sumber daya manusia. Pemanfaatan sumber daya alam yang cukup banyak ini dapat memberikan kontribusi yang besar untuk pembangunan negeri ini dan kesejehteraan masyarakat kita apabila dikelola dengan tepat dan baik, sehingga dapat meningkatkan harga diri Indonesia di mata dunia.

Dalam pemanfaatan untuk penemuan prototype obat baru banyak sekali waktu dan biaya penelitian yang dilakukan dalam setiap satu jenis calon obatnya. Pola penelitian yang dilakukan dalam mencari calon obat baru sebagian besar didasarkan pada pencarian struktur senyawa kimia atau modifikasi dari struktur kimia obat yang sudah ada sehingga dihasilkan efek yang diharapkan. Tentunya dalam melakukan modifikasi struktur diperlukan sumber informasi dari berbagai referensi/publikasi yang ada dan diperlukan pengujian ‘trial and error’ untuk memperoleh data, tentunya bukan waktu yang sedikit untuk melakukannya. Permasalahan ini sebenarnya dapat dengan sangat mudah diatasi apabila kita memiliki kemampuan untuk melakukan semua proses yang disebutkan diatas dengan waktu yang sesingkat-singkatnya atau dengan mengambil ‘jalan pintas’ untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada seperti memprediksi secara ilmiah setiap langkah-langkah dalam pengujian sehingga tidak diperlukan lagi trial and error yang menjadi beban selama ini, istilah ini dikenal dengan Artificial Intelligence.

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence, AI) menurut beberapa pakar dalam publikasinya adalah merupakan suatu cabang ilmu komputer yang dapat mengoptimalkan objek penelitian dan aplikasinya serta instruksi kerja yang terkait dengan pemrograman dengan melibatkan teknologi informasi yang ada dengan menggunakan metode heuristic yang melibatkan sejumlah aturan main yang berlaku sehingga dihasilkan suatu keputusan yang ideal. Dalam ilmu kesehatan terutama bidang obat-obatan farmasi hal ini menjadi metode baru dalam mendisain suatu struktur kimia baru maupun modifikasi struktur yang ada dan bahkan menguji efektifitas, toksisitas dan berbagai macam hal lainnya secara virtual. Hal ini sekaligus menjadi tantangan karena diharuskan memiliki kompetensi tambahan dalam bidang teknologi informasi dan komputer, sehingga memang harus dipersiapkan sedini mungkin agar lebih optimal dalam memanfaatkan peluang yang ada.

Indonesia kini sedang memasuki era percepatan pembangunan dan implementasi dalam bidang penelitian kesehatan yang memprioritaskan pemanfaatan bahan baku untuk mengembang fitofarmaka, sintesis kimia dan bahan baku farmasi, pengembangan biosimilar dan penerapan teknologi informatika dalam diagnosis dan terapi suatu penyakit. Hal ini manjadi motivasi besar beberapa institusi terkait untuk mensukseskan dan berperan aktif dalam program pemerintah tersebut. Terlebih lagi kita dituntut untuk bergerak cepat dan tepat mengingat dunia sedang memasuki Revolusi Industri 4.0 dimana diperlukan kecepatan, keakuratan dan kedalaman suatu objek penelitian yang memiliki dampak sistemik terhadap negara, masyarakat, industri dan pendidikan.

Dunia pendidikan khususnya Perguruan Tinggi merupakan sarana yang paling ideal untuk mengembangkan segala hal terkait keilmuannya. Perguruan Tinggi menjadi barometer majunya suatu negara di mata dunia, dilihat dari hasil-hasil penelitian dan inovasi-inovasi yang diciptakannya.

5 Comments

Filed under Uncategorized

Dasar Teknologi DNA Rekombinan

Setelah diketahui bahwa molekul DNA merupakan materi genetik yang menentukan sifat suatu organisme, dan sel bakteri dapat menerima DNA asing secara spontan, beberapa peneliti segera melakukan penelitian untuk melakukan manipulasi terhadap sifat-sifat genetik dari beberapa jenis sel. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk memasukkan DNA asing kedalam sel bakteri, sel jamur, sel tanaman dan sel hewan. Namun demikian, pada tahap pertama manipulasi tersebut banyak yang mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan karena hanya sedikit spesies bakteri yang dapat menerima DNA secara spontan. Sebagian besar spesies bakteri, sel hewan dan sel tanaman tidak dapat menerima DNA asing secara spontan. Selain itu DNA asing yang telah berhasil masuk ke dalam sel hanya mampu bertahan apabila dapat bereplikasi secara otonom, atau dapat terintegrasi kedalam kromosom hospesnya. Umumnya DNA asing yang masuk kedalam DNA kromosom akan segera didegradasi oleh enzim nuklease yang terdapat pada sel hospes.

Modifikasi genetik suatu organisme baru bisa dilakukan sejalan dengan penemuan dan pengembangan berbagai teknik dalam biologi molekuler. Antara lain teknik isolasi dan pemurnian DNA, penemuan enzim restriksi endonuklease, enzim DNA polimerase dan DNA ligase, penemuan DNA plasmid dan teknik transfer DNA, teknik deteksi DNA, teknik pemetaan gen, dan teknik kultivasi.

untuk selengkapnya klik: 2_DNA REKOMBINAN

Leave a comment

Filed under Biotekfar

Jaminan Mutu Produk Herbal

teman2 bisa di download di link ini ya..

KHI_DR.ABDUL MUNIM.pdf

Leave a comment

Filed under Uncategorized

Teknologi Bahan Alam

ibu bisa di download di link ini ya..

TBA 01.pdf

TBA 02.pdf

Leave a comment

Filed under Uncategorized

Molecular Targeted Therapy

Perkembangan dunia pengobatan dimulai dari obat-obatan konvensional, kemudian berkembang menjadi pengobatan personalisasi, dan sekarang sedang digalakkan pengobatan Nanomedicine.

Obat-obatan konvensional menggunakan prinsip senyawa kimia sebagai kerjanya, senyawa kimia yang memiliki stereokimia tertentu yang khas akan berikatan dengan reseptornya, sehingga akan menimbulkan efek farmakologis. Namun kenyataannya senyawa kimia tersebut tersebar merata di dalam tubuh dan dapat berikatan dengan reseptor lainnya pada bagian tubuh yang lain, yang menyebabkan efek yang tidak dikehendaki. Para peneliti akkhirnya mulai berfikir untuk menemukan pengobatan yang hanya tertuju pada satu target saja dari tubuh ini, yaitu molecular targeted therapy.

Pengobatan secara personal memiliki pendekatan secara farmakogenomik. Yaitu obat yang tepat, untuk pasien yang tepat, pada waktu yang tepat. Target terapi merupakan terapi dengan suatu molekul spesifik sebagai sasaran terapi, yang mana target molekuler merupakan molekul yang penting dalam patofisiologi suatu penyakit. Namun pengobatan seperti ini harus dapat dipantau secara klinis. Pengobatan seperti ini tidak hanya mengurangi gejala suatu penyakit tetapi dapat menyembuhkan atau memperbaiki bagian yang sakit. Hanya saja perlu dilakukan diagnosis dini untuk menentukan langkah-langkah pengobatan.

Beberapa panyakit yang dapat dilakukan pengobatan personal antara lain:
a. Penyakit genetik: Cystic Fibrosis, Blood Disorder, Muscular Dystrophy, Growth Hormone, dan lainnya.
b. Penyakit didapat: Cancer, Cardiovascular, Nourological Disorders, Infectious Disease, dan lain sebagainnya.

selengkapnya dapat dilihat dari link berikut ini”:

Molecular Targeted Therapy

Leave a comment

Filed under Farmakologi Molekuler

Mempertahankan dan Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Herbal

Dalam meningkatkan mutu dan pelayanan herbal perlu adanya regulasi yang mengatur keberlangsungan hal tersebut.

jaminan mutu diperlukan untuk pelayanan kesehatan, maka daripada itu harus ada standardisasi mutu simplisia.

untuk lebih jelas dapat dilihat dalam link berikut ini.

pasal 2 (b)

 

Leave a comment

Filed under Herbal

Buah Pare

buah pare memili banyak sekali manfaat, diantaranya dapat dilihat pada link berikut ini:

science

semoga bermanfaat yaa.. hehe.

Leave a comment

Filed under Herbal

PEMAKAIAN MINYAK ESENSIAL SECARA INHALASI

AROMATERAPI

Aromaterapi dikenal sebagai salah satu cara terapi kesehatan yang aman dan nyaman dengan menggunakan minyak esensial (sari pati) hasil ekstraksi bunga, daun, buah dan bagian lain tumbuh-tumbuhan. Salah satu dari berbagai rangkaian produk Martha Tilaar Group, Oil of Java Martha Tilaar Aromatic merupakan produk yang memiliki khasiat sebagai aromaterapi.

DEFINISI MINYAK ESENSIAL

Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik, adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan, sulingan minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.

Para ahli biologi menganggap, minyak atsiri merupakan metabolit sekunder yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain (lihat alelopati) dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-kadang juga mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari beberapa musang atau cairan yang berbau menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak digolongkan sebagai minyak atsiri

SEJARAH AROMA TERAPI

Bangsa mesir kuno dianggap sebagai bangsa yang menemukan sistem aromaterapi yang sebenarnya. Bangsa ini menggunakannya sebagai acara-acara keagamaan.

Aromaterapi sudah dikenal dan digunakan oleh penduduk dari Yunani, Romawi, dan Mesir kuno sejak 6000 tahun yang lalu. Para tabib Imhotep di Mesir menggunakan minyak esensial (minyak atsiri) untuk mandi, pijat, serta pembalseman mayat. Imhotep adalah dewa Mesir yang berperan dalam pengobatan dan penyembuhan. Kemudian Hippocrates, yang dikenal sebagai bapak kedokteran moderen, juga menggunakan aromaterapi untuk mandi dan pijat. Selain itu, Hippocrates menggunakan aromatic fumigations untuk menyingkirkan wabah penyakit yang terjadi di Athena. Pada tahun 1930, era moderen aromaterapi dimulai ketika ahli kimia Perancis, Rene Maurice Gattefosse, menciptakan istilah aromaterapi dalam penggunaan minyak esensial untuk terapi.

Aromaterapi merupakan istilah generik bagi salah satu jenis pengobatan alternatif yang menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap, dikenal sebagai minyak esensial, dan senyawa aromatik lainnya dari tumbuhan. Aromaterapi bertujuan untuk mempengaruhi suasana hati atau ke sehatan seseorang, yang sering digabungkan dengan praktik pengobatan alternatif.

Sejatinya, peradaban manusia telah mengenal aromaterapi sejak 6.000 tahun silam. Nabi Muhammad SAW yang hidup sekitar abad keenam dan ketujuh Masehi pun memiliki kecintaan terhadap aroma. Berdasarkan catatan sejarah, pada abad ke-7 M, para ahli kimia Arab berupaya mencari “saripati” dari tanaman. Pada abad ke-9 M, ahli kimia Muslim legendaris bernama Yakub al-Kindi (803-870 M) dalam bukunya bertajuk Perfume Chemistry and Dis tillation telah mampu menciptakan beragam jenis minyak esensial. Kimiawan Muslim lainnya, yakni Jabir Ibnu Hayyan alias Geber juga telah mampu menciptakan teknologi penyulingan minyak esensial dari beragam tumbuhan dan bunga. Semua penemuannya itu dituliskannya dalam Summa Perfectionis. Dalam kitab itu, Jabir menjelaskan teknologi penyulingan ciptaannya dalam beberapa bab.

Sejarawan Sains Barat, Marlene Ericksen dalam karyanya bertajuk Healing with Aromatherapy mengakui peradaban Islam sebagai pelopor dan perintis aromaterapi modern. Menurut Ericksen, penyulingan uap air pertama kali ditemukan dokter Muslim bernama Ibnu Sina (980 M-1037 M).

Ibnu Sina, papar Ericksen, telah menggunakan penyulingan uap air itu untuk membuat minyak esensial yang digunakan untuk mengobati pasiennya. Menurut dia, metode pengobatan ini kemudian dikenal sebagai aromaterapi. “Ibnu Sina pun dijuluki sebagai orang pertama yang memperkenalkan aromaterapi,” papar Ericksen.

Hal senada juga diungkapkan Stanley Finger dalam karyanya bertajuk Origins of Neuroscience: A History of Explorations Into Brain Function, bahwa penyulingan uap air pertama kali ditemukan dokter Muslim bernama Ibnu Sina (980 M-1037 M).
Ibnu Sina juga dikenal sebagai orang pertama yang membuat sarana penyulingan untuk minyak esensial. Dia menciptakan suatu sistem pipa melingkar, yang menghasilkan uap air tanaman dan uap panas menjadi dingin yang lebih efektif, sehingga konsentrasi essensial minyak dapat di ambil. Dalam karyanya yang sangat monumental, Al-Qanun fi’l Tibb atau Canon of Medicine, Ibnu Sina menjelaskan minyak esensial dan aromatik tumbuh-tumbuhan dapat digunakan secara ekstensif dalam praktik aromaterapi. Kitab Canon of Medicine juga merupakan salah satu dari ratusan buku kedokteran yang secara khusus membahas mengenai air mawar.

Menurut sejumlah sejarawan, Ibnu Sina telah berjasa dan berkontribusi besar dalam meletakkan dasar-dasar pengembangan proses kimia seperti penyaringan, penyulingan, sublimasi, dan proses pengapuran. Ia disebutsebut sebagai penemu prosedur penyulingan dari bunga menjadi minyak esensial. Salah satu bunga pertama yang disuling menjadi minyak adalah mawar.

Penyulingan uap yang ditemukan Ibnu Sina kemudian digunakan pada aromaterapi dan industri wangi-wangian. Penemuan uap penyulingan memberikan kontribusi yang signifikan untuk pengembangan wangiwangian. Teknologi distilasi uap yang ditemukan para ilmuwan Islam di era keemasan sangat mempengaruhi industri wangiwangian di Barat dan perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya kimia.

Pada abad ke-13 M, seorang dokter Muslim bernama al-Samarqandi juga mengembangkan pengobatan dengan wewangian atau aroma. Dalam risalah yang ditulisnya, ia membahas tentang aneka aromaterapi berupa mandi aromatik, bubuk aromaterapi, uap panas dengan wewangian dari aneka bunga-bunga. Al-Samarqandi melakukan terapi aroma untuk menyembuhkan infeksi telinga dan sinus.

CARA KERJA AROMATERAPI

Saraf penciuman (nervus Olfaktorius) adalah satu-satunya saluran yang terbuka menuju otak. Melalui saraf ini aroma tersebut akan mengalir ke bagian yang melingkari otak sehingga mampu memicu memori terpendam dan mempengaruhi tingkah laku emosional yang bersangkutan.

Ini bisa terjadi karena aroma tersebut menyentuh langsung pusat emosi dan kemudian bertugas menyeimbangkan kondisi emosional, ujar Michael Scholes. Penerapan terapi ini pun amat sederhana dan mudah. Beberapa cara bisa dipilih sesuai selera. Mereka yang tidak mau bersusah payah, cukup hanya dengan menghirup langsung aroma minyak murni melalui hidung.

Dengan begitu baunya terbawa ke saraf penciuman.Pengertian aroma atau bau ini memang sulit dipahami. Namun perilakunya amat spesifik dan berbeda dengan tipe stimulasi sensorik jenis lain. Yang jelas, bau atau aroma seperti halnya setiap sensasi kenikmatan, akan melepaskan zat seperti endorphins yang digunakan untuk memerangi stress, ujar Marcel Lavabre dalam karyanya Aromatherapy Workbook.

Para Peneliti membuktikan bahwa orang yang berada di lingkungan yang beraroma enak dan wangi mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Dalam bukunya yang berjudul Secrets of Power Presentations (Rahasia Kekuatan Presentasi), Peter Urs Bender menjelaskan bahwa parfum juga memperkuat presentasi Anda.
JENIS-JENIS AROMATERAPI

Penyair kondang Nizami Ganjavi (1141-1203 M) dan Mahammad Fuzuli (1495-1556 M) dalam karyanya mengupas kegunaan aromaterapi. Menurut keduanya, minyak bunga mawar bisa digunakan sebagai obat untuk sakit kepala dan antiseptik.

Mahammad Yusif Shirvani (abad ke-18 M) merekomendasikan sebuah salep dari jinten untuk luka karena pedang. Walaupun konsep antibiotik tidak diketahui pada saat itu, dokter Muslim telah menggunakan ointments dari jinten, madu dan bawang mentah sebagai antiseptik hangat.
Pinus
Adapula jenis-jenis tanaman yang bisa digunakan untuk aromaterapi, yakni pinus, mawar, lavender, alsam, dan lain-lain. Pine Needles, cabang pinus digunakan untuk mempersiapkan sebuah ekstraksi untuk mandi, dengan bahan yang digunakan untuk memperkuat sistem saraf. Minyak essensial dari pinus yang kental dengan sirup kemudian dikeringkan dan ditekan menjadi tablet.

Rosemary
Sedangkan, orang yang memiliki tekanan darah rendah disarankan untuk mandi dengan Rosemary. Hal ini diyakini bahwa tanaman wangi merangsang sirkulasi dan berfungsi sebagai tonik. Resep ini bahkan telah didokumentasikan. Berikut resepnya: Tuangkan empat gelas air mendidih ke dalam panci berisi lima sendok makan daun Rosemary. Lalu tutup dan biarkan selama 30 menit. Infusi strain yang hangat dan menambah air mandi yang hangat. Durasi yang optimal untuk suatu prosedur adalah setengah jam.

Lavender
Mandi dalam jamu-jamuan yang direbus lavender yang hebat dan antiefek penenang dan digunakan untuk neurasthenia dan tachycardia (denyut jantung cepat). Mandi dengan jamujamuan yg direbus marjoram baik untuk perut kembung dan memiliki efek alsamc.

Melissa
Melissa (alsam lemon) adalah jamu-jamuan yang direbus baik untuk penyakit jantung, bantuan dari tachycardia dan penurunan tekanan darah. Air mandi yang harus hangat, tetapi tidak panas.

PEMAKAIAN MINYAK ESENSIAL SECARA INHALASI

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa jalan masuk utama senyawa aromatik adalah melalui inhalasi, karena dapat langsung menuju sistem saraf olfaktorius.

Metode ini dinilai paling efektif, sangat praktis dan memiliki khasiat yang langsung dapat dirasakan oleh penggunanya.

Prinsipnya adalah minyak esensial tersebut dibuat sedemikian rupa untuk menguap dengan cara meningkatkan suhu, dapat dengan pemanasan maupun pembakaran, namun ada beberapa minyak atsiri yang dapat menguap dengan mudah tanpa harus dipanaskan terlebih dahulu.

KELEBIHAN CARA INHALASI DIBANDINGKAN CARA LAINNYA

Banyak sekali kelebihan cara pemberian secara inhalasi dalam penggunaan aromaterapi ini dibandingakan dengan menggunakan cara pemberian yang lainnya, diantaranya:

  1. Cara inhalasi akan lebih mudah untuk masuk kedalam tubuuh kita, tanpa melalui proses absorbs membrane sel. Molekul-molekul uap tersebut akan langsung mengenai reseptor penciuman yang berada pada rongga hidung. Reseptor ini langsung terhubung dengan safar olfaktorius.
  2. Memberikan kesan yang bersih, karena dihantarkan melalui udara dan tidak meninggalkan residu sisa penggunaan. Jika menggunakan cara lain, misalnya topical, akan membuat kulit  menjadi terasa berminyak dan menimbulkan kesan tidak nyaman.
  3. Dalam perdagangan kini tersedia dalam bentuk padat (lilin) yang siap dibakar, atau dalam bentuk sachetan yang langsung digunakan sekali pakai. Hal ini akan mempermudah untuk didistribusikan ke tempat-tempat yang membutuhkan.

KEKURANGAN CARA INHALASI

Dari sekian banyak kelebihan yang dimilikinya, adapula kekurangan yang dimiliki dari cara pemberian inhalasi, diantaranya adalah:

  1. Minyak harus diencerkan terlebih dahulu dengan minyak pembawa yang sesuai. Namun kini para industry sudah memikirkannya, dengan cara menyiapkan minyak yang siap pakai  dengan konsentrasi yang sesuai.
  2. Umumnya memerlukan alat untuk membuat molekulnya menjadi berbentuk fase uap.

 

CARA PEMAKAIAN

Kertas tissue

Pada penggunaan ini minyak atsiri yang aromatik langsung dituangkan kepada selembar kertas tissue, kemudian langsung dihirup. Perlu diperhatikan bahwa penuangannya tidak boleh terlalu banyak dan label pada botol menunjukkan anka konsentrasi yang tidak terlalu pekat (bila perlu diencerkan terlebih dahulu dengan minyak yang sesuai), sehingga dapat menghindari aroma yang menusuk yang dapat menyebabkan alergi atau gangguan saraf.

Dalam industri dapat dilakukan dengan cara pembuatan dengan menggunakan tissue yang dicelupkan kedalam minyak esensial kemudian dikemas kedalam sachets kecil. Cara ini lebih praktis, selain dapat disimpan lama, kita dapat pula memilih jenis aroma tertentu secara langsung tanpa harus menuanga dan mengencerkan terlebih dahulu.

Tangan

Metode ini dinilai paling praktis karena minyak esensial langsung dioleskan kepada tangan pengguna, diusap hingga merata, dan langsung dihirup atau dibiarkan saja terhirup sendiri. Hal ini akan memberikan efek yang secara langsung dan tanpa disadari karena kita ditak perlu melakukan sesuatu untuk menghirup aromanya, sambil beraktivitas kita dapat merasakan aroma yang membangkitkan semangat, atau meningkatkan kegembiraan. Cara ini tidak dimaksudkan untuk sediaan topical, namun ditujukan sebagai inhalasi, jadi pada pembuatannya tidak menggunakan basis yang dapat diserap kulit.

Alat penguap

Alat penguap minyak esensial memiliki prinsip yang dibakar yaitu, minyak esensial aromatic diletakkan pada sebuah botol yang dapat memanaskan minyak tersebut. Botol diletakkan diatas meja atau dekat dengan seseorang sehingga mudah terhirup.

Gambar 1. Alat penguap [sumber: http://www.google.com]

Botol penyemprot

Alat ini biasanya digantungkan pada dinding rumah atau perkantoran. Selain berfungsi sebagai parfum ruangan juga terdapat minyak esensial yang dapat mengubah emosi seseorang yang menghirupnya. Alat ini dapat deprogram dengan timer, maka setiap 5 menit, 10 menit (tergantung kepada setingannya) sekali akan menyemburkan minyak esensial secaa aerosol.

Gambar 2. Alat penyemprot [sumber: http://www.google.com]

Vaporizer

Adalah alat yang mengubah minyal esensial menjadi bentuk yang mudah menguap. Prinsipnya sama dengan alat penguap tradisional, namun tidak menggunakan pembakaran untuk menguapkannya, alat ini lebih canggih dan dirancang untuk minyak esensial yang tidak tahan terhadap pembakaran. Pada pembakaran dikhawatirkan akan mengubah struktur molekul dari senyawa kimia tersebut, sedangkan alat ini hanya mengubah bentuknya menjadi fase uan tanpa pembakaran.

Gambar 3. Alat evaporasi [sumber: http://www.google.com]

REFERENSI

Anonim. (n.d.). Aromatherapy Demystified. Be WellBuzz Press. www.bewellbuzz.com
Jenkins, N. (2006). Aromatherapy in Essence. Hodder Arnold.
Worwood, V.A. (1990). The Complete Book of Essential Oils and Aromatherapy. New World Library.
www.en.wikipedia.org. diunduh pada tanggal 11 Desember 2011.
www.marthatilaargroup.com. Diunduh pada tanggal 11 Desember 2011.
www.shvoong.com/medicine-and-helath/alternative-medicine/aromatherapy. diunduh pada tanggal 11 Desember 2011.

3 Comments

Filed under Herbal

Garcinia mangostana

MANGGIS
(Garcinia mangostana L)

DESKRIPSI TANAMAN
Manggis (Garcinia mangostana) sebagai queen of tropical fruits merupakan famili Guttiferae. Manggis berasal dari Indonesia atau kawasan Asia Tenggara (Almeyda dan Martin, 1976).

Klasifikasi tanaman Manggis:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyte
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Guttiferanales
Family : Guttiferae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia mangostana L

Nama Daerah:
Di Indonesia manggis disebut dengan berbagai macam nama local seperti Manggu (Jawa Barat), Manggus (Lampung), Manggusto (Sulawesi Utara), Manggista (Sumatera Barat), Mangih (Minangkabau), Mangustang (Halmahera), Manggis (Jawa).

Nama Asing:
Manggistan (Balanda), Manggosteen (Inggris), Mangastane (Jerman), Mangostao (Portugis), Mangustan (Hindi), Mengop/Mengut (Burma), Mangostan (Perancis), Mangusta (Malaysia).

Morfologi
Manggis merupakan tanaman tahunan yang masa hidupnya dapat mencapai puluhan tahun. Pohon manggis selalu hijau dengan tinggi 6-20 meter. Manggis mempunyai batang tegak, batang pohon jelas, kulit batang coklat, dan memiliki getah kuning. Daun menggis tunggal, duduk daun berhadapan atau bersilang berhadapan. Manggis mempunyai bunga betina 1-3 di ujung batang, susunan menggarpu, dan garis tengah 5-6 cm. kelopak daun manggis dengan dua daun kelopak terluar hijau kuning, dua yang terdalam lebih kecil, bertepi merah, melengkung kuat, tumpul. Menggis mempunyai 4 daun mahkota, bentuk telur terbalik, berdaging tebal, hijau kuning, tepi merah atau hampir semua merah. Benang sari mandul (staminodia) biasanya dalam tukal (kelopak). Bakal buah be-ruang 4-8, kepala putik berjari-jari 5-6. Buah menggis berbentuk bola tertekan, garis tengah 3,5-7 cm, ungu tua, dengan kepala putik duduk (tetap), kelopak tetap, dinding buah tebal, berdaging, ungu, dengan getah kuning. Biji 1-3, diselimuti oleh selaput biji yang tebal berair, putih, dapat dimakan (termasuk biji yang gagal tumbuh sempurna). Manggis mempunyai waktu berbunga antara bula Mei – Januari. (Rukmana, 1995)
Manggis merupakan tumbuhan pepohonan, yang memiliki tinggi hingga 15 meter. Mempunyai batang berkayu, bulat, tegak bercabang simodial dan berwarna hijau kotor. Berdaun tunggal, lonjong, ujung runcing, pangkal tumpul tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 20-25 cm lebar 6-9 cm, tebal, tangkai silindris hijau. Bunga tunggal, berkelamin dua, diketiak daun. Buah seringkali, bersalut lemak berdiameter 6-8 cm dengan warna coklat keunguan. Biji bulat berdiameter 2 cm, dalam satu buah terdapat 5-7 biji (Hutapea, 1994).

Gambar : Buah manggis Gambar : Bunga pohon manggis

Penyebaran
Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia tenggara, yaitu hutan belantara Kalimantan Timur di Indonesia atau semenanjung Malaya. Dari Asia Tenggara, tanaman ini menyebar ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya seperti Srilanka, Malagasi, Karibia, Hawai, dan Australis Utara. (Sudarsono, 2002)
KANDUNGAN
Lebih dari 60 senyawa xanton dan lainnya telah berhasil diisolsi dari beberapa bagian tanaman manggis. Limapuluh senyawa diantaranya berasal dari kulit buah manggis.

Kulit buah Manggis
Kandungan kimia kulit buah manggis adalah xanthon, mangostin, garsion, flavonoid, dan tannin (Soedibyo, 1998), dan senyawa lainnya. Metabolit sekunder utama dari kulit buah manggis adalah inti xanton. Xanton merupakan derivate dari campuran polifenol yang mempunyai aktivitas biologis yang signifikan dalam sistem in vitro (Linuma et al. 1996). Sebagian besar xanton ditemukan dalam tumbuhan tinggi yang dapat diisolasi dari empat suku, yaitu Guttiferae, Moraceae, Polygalaceae, dan Gentianaceae (Sluis, 1985). Senyawa utama dari xanthon adalah α-mangostin dan γ-mangostin (Jung et al., 2006). Pada kulit buah mangostin mengandung senyawa lain diantaranya mangostenol, mangostinon, trapezifolixanton, caloxanton dan lain sebagainya.

Buah manggis

Tiga xanton baru telah berhasil diisolasi dari buah manggis utuh diantaranya mangostenon C, D, dan E. (Suksamrarn et al., 2006). Secara total hingga saat ini 18 xanton telah berhasil diisolasi dari buah manggis utuh.

 

CARA MENGEKSTRAKSI

Moongkarndi dan koleganya pada tahun 2004 telah mendeskripsikan bagaimana cara mengekstraksi kulit buah manggis yaitu:

Kulit buah manggis terlebih dahulu dikeringkan dan dihancurkan menjadi bentuk serbuknya. Siapkan serbuk kering sebanyak 1,0 kg dan diekstraksi dengan metanol absolute selama 1 jam pada temperature kamar. Ekstrak kemudian disaring dan dipekatkan untuk membuang pelarutnya pada temperature 75oC selama 4 jam dan  200 g dari ekstrak metanol diperoleh. Ekstrak metanol tersebut disimpan pada temperature 4oC. (Moongkarndi, et al., 2004)

 

KEGUNAAN

Tanaman manggis selain digemari buahnya, kulit buahnya juga dikenal sebagai peluruh haid, obat sariawan, penurun panas, pengelat (adstringen), obat disentri (Heyne,1987). Antosianin yang memberikan warna ungu dalam kulit buah manggis dapat digunakan sebagai alternatif pewarna alami untuk makanan dan tekstil (Wijaya, 2009). Kulit buah manggis secara in vitro mempunyai aktivitas anti plasmodium falsiparum (Mahabusarakam et al., 2006), antibakteri (Linuma et al., 1996), antioksidan (Moongkarndi et al., 2002), menginduksi apoptosis pada sel leukemia (Matsumoko et al., 2003), antijerawat dan anti TBC.

 

Antioksidan

Aktivitas antioksidan dari ekstrak dan isolat xanton dri manggis menunjukkan bahwa aktivitas radikal 2,2-difenil-1-pikrilazin (DPPH) dapat dihamat. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa ekstrak metanol dari manggis menunjukkan bahwa dapat mencari-cari radikal DPPH. Alfa dan beta mangostin menunjukkan aktivitas antioksidannya menggunakan metode ferri tiosianat, hasilnya adalah  alfa-mangostin mengurangi densitas oksidasi lipoprotein (LDL) oleh copper atau radikal peroxyl.

 

Antikanker

Beberapa penelitian telah disusun untuk mempelajari aktivitas antikanker dari xanton yang diisolasi dari buah mengosten. Kanker hepar, kanker payudara manusia SKBR3, dan leukemia sel telah digunakan untuk mempelajari ini.

Ho et al (2002) menemukan bahwa garcicone E potensial terhadap efek sitotoksik pada sel line kanker hepatoseluler. Mereka mempelajari efek sitotoksik pada 6 jenis xanton yang diisolasi dari buah mangosten dan menemukan bahwa garcicone E yang paling toksik, oleh karena itu, garcinone E digunakan untuk menguji hambatan HCC36, TONG, HA22T, Hep3B, HEpG2 dan SK-Hep-1 sel line kanker hepatoseluler. Garcicone E memeili efek pada konsentrasi antara 0,1-5,4 µM.

Pada penelitian lain yang dilakukan Chiang et al (2004) menemukan bahwa efektivitas antileukemik yang berpotensi sebagai antikanker adalah IC50= 61-159 µg/mL.

 

Antiinflamasi

Ada bukti tentang antialergi dan anti-inflamasi dari manggis dalam model in vitro yang berbeda, seperti sel RBL-2H3, dan sel glioma tikus C6.

Gopalakrishnan (1980) menunjukkan bahwa mangostin diisolasi dari manggis menghambat anafilaksis sistemik, imunositoadheren pada marmot dan tikus, dan penghambatan primer dan sekunder dari tikus yang diinduksi arthritis.

Chairungsrilerd et al. (1996) menunjukkan bahwa ekstrak metanol dari buah mangostin menghambat kontraksi dari toraks tikus yang diinduksi histamine dan serotonin. Pada respon tekan dari korona arteri tikus pada 5-HT2A telah mengalami penurunan konsentrasi oleh gama-mangostin (IC50=0,32 µM).

 

Antibakteri, antijamur dan antivirus

Beberapa panelitian menunjukkan aktivitas antibakteri, antijamur, dan antivirus xanton dan ekstrak yang diperoleh dari kulit manggis.

Sundaram et al. (1983) mempelajari properti antibakteri dan antijamur dari alfa-mangostin dan empat turunannya. Mereka menemukan bahwa bakteri S. aureus, P. aeroginosa, Salmonella typhimurium dan Bacillus subtilis sangat rentan terhadap xanton, sedangkan Proteus sp., Klebsiella sp., dan Escherichia coli cukup rentan trerhadap mereka. Jamur Epidermophyton floccusum, Alternaria solani, Mucor sp., Rhizopus sp., dan Cunninghamella echinulata juga rentan terhadap xanton, sedangkan Trichophyton mentagrophytes, Microsporum canis, Aspergilus niger, Aspergilus flafus, Penicillium sp., Fusarium roseum dan Curvularia lunata cukup rentan terhadap mereka. Konsentrasi penghambatan minimum (MIC) dari mangostin adalah antara 12,5-50 µg/mL untuk bakteri dan antara 1-5 µg/mL untuk jamur. Urutan efektivitas antibakteri dan antijamur adalah sebagai berikut: alfa-mangostin > isomangostin > 3-O-metilmangostin > 3,6-di-O-metilmangostin. Mangostin triasetat tidak memiliki aktivitas.


Antimalaria

Beberapa xanton yang diisolasi dari kulit manggis telah dilaporkan menunjukkan efek antimalaria secara in vitro terhadap plasmodium falciparum. Beta-mangostin dan alfa-mangostin menunjukkan IC50 sebanding (berturut-turut 7 dan 5,1 µM). Sedangkan mangiferina, seuah glikosida xanton memperlihatkan IC50 yang labih besar dariopada 50 µM. Mahabusarakam et al (2006) menemukan bahwa alfa-mangostin memperlihatkan IC50 serbesar 17 µM untuk melawan P.falciparum.

 

PRODUK DI PASARAN

Ekstrak dari kulit manggis dan juice buah manggis banyak dibuat menjadi berbagai macam sediaan baik itu sebagai suplemen, juice, kosmetik, pewarna alami dan lain sebagainya. Berikut adalah beberapa contoh sediaan produk jadi dari Garcinia mangostana.

1 Comment

Filed under Herbal